
Teringat beberapa kasus penipuan yang marak di Negara kita dimana hal tersebut dilakukan oleh pihak tidak bertangung jawab membuat resah masyarakat. Terlebih beberapa tindakan kejahatan tersebut memanfaatkan kondisi emosional korban yang secara alami muncul seperti halnya rasa panik, terkejut, dan Bahagia.
Maraknya kejahatan siber yang sering disebut-sebut dengan istilah SOCENG (Social Engineering) bisa diartikan sebagai kejahatan di dunia maya yang bertujuan untuk memanipulasi atau menggiring seseorang agar menyerahkan data pribadi, data akun, maupun data finansialnya kepada pelaku. Tujuannya tentu untuk dijadikan alat dalam menguras isi rekening atau merampas barang berharga korban. Pelaku Soceng ini biasanya menyamar menjadi pihak dari suatu perbankan, ataupun jasa keuangan lainnya guna meyakinkan korban. seperti yang telah dipaparkan di salah satu postingan akun sosial media @NasabahBijak
Seperti salah satu contoh kasus yang pernah dialami oleh saudara saya. Kasusnya tidak jauh berbeda dengan kasus kejahatan siber ini. Dimana pada saat itu saudara (budhe) saya ini mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dikenal. dalam percakapan telepon tersebut, dikabarkan bahwasannya budhe saya ini memenangkan undian sebuah mobil yang mengatasnamakan salah satu bank resmi di Indonesia, kebetulan budhe saya adalah nasabahnya.
Tanpa timbul rasa curiga, otomatis budhe saya kaget dan Bahagia luar biasa, bukan? Habis mimpi apa dapat undian sebuah mobil. Dalam situasi tersebut, pihak (yang mengaku) dari instansi terkait mengintruksi budhe saya untuk mengisi sebuah link guna keperluan administrasi pengambilan hadiah.
Karena budhe saya termasuk orang awam yang tidak tahu menau akan pengisian link tersebut, beliau meminta tolonglah kepada anaknya (sepupu saya) untuk mengisi link tersebut. Untung seribu untung, sepupu saya melek digital, sehingga ia segera mengecek keaslian akun/nomor pihak yang mengatasnamakan bank resmi tersebut.
Setelah mengecek nomor tersebut ke salah satu aplikasi yang dapat nge-detect hastag nya, ternyata oh ternyata nomor tersebut telah ditandai sebagai nomor penipu. Terdapat tag yang memberinya nama (hastag)PenipuBank. Tanpa berpikir panjang sepupu saya langsung memblokir nomor tersebut.
Kemungkinan apabila budhe saya mengisi link yang telah diberikan pelaku penipuan tersebut, terjadi pembobolan rekening. Sebab boleh jadi pelaku meminta korban untuk memasukan data-data pribadi yang bisa dimanfaatkan dalam tindak kejahatan Siber.
Nah, penting sekali untuk kita mewaspadai suatu hal/kabar yang mengatasnamakan pihak-pihak tertentu. Terlebih mengiming-imingi sebuah kabar Bahagia, seperti memenangkan sebuah undian.
Dari kasus di atas, memang ada beberapa model Kejahatan Siber di Indonesia ialah sebagai berikut:
- DATA FORGENCY : Pemalsuan surat dan dokumen penting
- VISHING (Voice Phising) : Pelaku menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak Bank
- DEFACE : Mengubah tampilan web untuk tujuan tertentu
- CRACKING : Merusak sistem keamanan computer untuk mencuri, membajak, menyebarkan virus, hingga melumpuhkan sasaran
- SKIMMING : Mencuri informasi melalui strip magnetic kartu kredit/debit
Pada kasus yang dialami oleh budhe saya di atas merupakan model Kejahatan Siber VISHING (Voice Phising), persis pada saat kejadian pelaku menghubungi korbannya melalui telepon dan mengaku dari pihak Bank.
Dalam rangka menangkal Kejahatan Siber, BRI mengajak kita untuk menjadi #NasabahBijak agar terhindar dari tindak penipuan yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Kejahatan siber ini pasalnya telah merebak ke masyarakat luas. Banyak nasabah-nasabah yang termangsa oleh pelaku kejahatan siber sebab terlanjur percaya oleh informasi serta intruksi yang diberikan oleh pelaku sehingga (akibat kurangnya literasi) beberapa korban bisa tertipu sampai puluhan juta. Duh, sangat disayangkan sekali. Pada tindak kejahatan ini juga beberapa korban mengaku seperti sedang dihipnotis.
4 Modus SOCENG yang Lagi Marak

- Info perubahan tarif transfer Bank : Pelaku akan berusaha menyamar menjadi pegawai bank. Mereka memberikan informasi adanya perubahan tarif transfer pada korban dan meminta mengisi link formulir di mana meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.
- Tawaran jadi nasabah prioritas : Penawaran upgrade jadi nasabah prioritas merupakan modus berikutnya. Data yang akan diminta adalah nomor ATM, PIN, OTP, nomor CVV/CVC, dan password.
- Akun layanan konsumen palsu : Pelaku akan membuat akun media sosial palsu yang mengatasnamakan sebuah bank resmi. Mereka muncul saat masyarakat menyampaikan keluhan bank tersebut. Berikutnya menawarkan bantuan menyelesaikan keluhan dan mengarahkan untuk membuka website palsu atau meminta memberikan data pribadi korban.
- Tawaran jadi agen laku pandai : Modus terakhir adalah menawarkan untuk menjadi agen laku pandai tanpa dibebankan syarat yang rumit. Nasabah diminta mengirimkan sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.
Waspada Akun Palsu mengatasnamakan bank BRI

#NasabahBijak yuk kenali akun palsu yang mengatasnamakan BRI:
- Tidak memiliki logo verified atau centang biru
- Menggunggah ulang postingan akun resmi
- Username menyerupai akun resmi
- Jumlah followers lebih sedikit daripada followingnya
Di atas merupakan beberapa akun palsu yang mengatasnamakan bank BRI. Biasanya akun-akun tersebut akan mengikuti atau bahkan mengirimi pesan (DM) ke akun Instagram milik kita setelah kita berkontak dengan akun BRI yang asli, seperti mengadukan keluhan ke kolom komentar. Jangan sekali-kali mengeklik link yang dikirimkan oleh akun CS bodong tersebut, karena barangkali tindakan semacam itu akan membuat mereka dapat membobol data pribadi kita.
Berikut Tips untuk Mencegah Terjadinya Penipuan
- Jangan pernah sekali-kali mengeklik link phising serta memberikan data pribadi untuk transaski seperti PIN, Username, Password, Kode OTP, dan Expired Date Kartu ATM kepada siapapun.
- Hiraukan DM, SMS, WhatsApp, Email dan telepon yang mengatasnamakan pihak Bank ataupun tautan yang diberikan oleh pihak tidak dikenal.
- Berhati-hatilah dan hiraukan jika mendapatkan kode OTP tanpa melakukan transaksi apapun.
- Jangan pernah memposting tanggal lahir, nomor NIK, foto KTP, dan data pribad lainnya di sosial media.
- BRI tidak pernah melakukan pengkinian data nasabah melalui SMS ataupun email dan BRI-info hanya satu-satunya media informasi promo.
- Bila mendapatkan aktivitas ataupun tautan yang mencurigakan dengan mengatasnamakan BRI, harap lapor ke contact center BRI 14017/1500017 atau callbri@bri.co.id
Akun Resmi milik Bank BRI

Waspada Kejahatan Siber Aktifkan fitur SMS dan Email Notifikasi

Apa itu SMS dan Email Notifikasi?
SMS atau Email notifikasi merupakan fitur pada layanan perbankan berupa pemberitahuan otomatis dari bank untuk memudahkan nasabah mengetahui setiap transaksi (debit dan kredit) sehingga nasabah dapat mengontrol lalu lintas transaski melalui rekening tabungan.
Bagaimana Cara mengaktifkannya?
Aktifkan fitur SMS atau email notifikasi dengan mendaftarkan kontak pribadi berupa nomor telepon atau email aktif nasabah melalui kantor bank, ATM, atau kanal digital lainnya seperti internet banking atau mobile banking.
Dari beberapa informasi yang dapat saya paparkan, sekali lagi saya mengajak pembaca untuk menjadi #NasabahBijak agar terhindar dari tindak Kejahatan Siber. Selalu waspadai modus Social Engineering agar transaksi perbankan kita selalu aman. Apabila ada keluhan atau semacamnya, pastikan hanya menghubungi contact BRI 14017/1500017, Sabrina 0812-12-14017 atau akun resmi social media BRI yang terverivikasi (centang biru)
Berikut akun social media Bank BRI : (Instagram) bankbri_id; (Facebook) BANK BRI; (Twitter) @BANKBRI_ID @promo_BRI @kontakBRI; (Youtube) BANK BRI.
Channel Contact BRI: (WhatsApp) 0812-12-14017; callbri@bri.co.id; 14017/1500017; dan www.bri.co.id
Mari perbanyak mengenai literasi keuangan agar terhindar dari tindak Kejahatan Siber/penipuan! Selain itu, literasi keuangan juga bisa membuat kita jadi lebih mengetahui macam-macam produk keuangan, mengetahui cara memanfaatkan produk keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan, sehingga mampu mendistribusikan kekayaan lebih merata.
Semoga Bermanfaat, ya! Salam Penyuluh Digital!
#NasabahBijak #NasabahBijakBloggingCompetition #MemberiMaknaIndonesia